Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Pondasi Hidup

Wajar jika kamu merasa kesepian, sedih, kecewa, marah atau unek-unek lainnya yang pada dasarnya memang di tujukan untuk manusia. Lagi pula, aku tahu, kalau kamu juga punya cara sendiri untuk mengatasi unek-unek itu. Dan pastinya semua punya cara yang berbeda. Ada yg cuman diam, ada yang sekedar dengar musik untuk kabur dari bisingnya semesta, ada yang memilih untuk mengubur perasaan tidak enak itu jauh-jauh, sampai tidak ada yang tahu kalau dia sedang rapuh. Mungkin kalau sudah buntu, maka menangis akan menjadi satu-satunya cela yang terbuka. Air mata memang se melegakan itu. Sebuah bahasa bisu yang lupa caranya membentuk kalimat. Kalau saya, saya akan memilih untuk berdiam diri dari keramaian. Mencoba untuk mengosongkan pikiran tentang semua hal diniawi. Karena Dunia memang serumit itu, dan manusia menjadi satu-satunya korban yang harus menanggung semua masalah-masalah yg ada di dalamnya. salah satu hal rumit itu adalah "menjadi dewasa" ternyata fase menuju dewasa mempun...

Siang.

Semakin hari waktu semakin cepat aja, orang-orang juga banyak yang sudah berubah seiring berjalannya waktu. Rasanya pagi berlalu begitu saja, siang seperti tidak ada artinya, dan bagiku malam yang berbeda. Kalau kalian baca bab tulisanku sebelumnya, kalian pasti tahu seperti apa malam bagiku. Nggak tau mau nulis apa tentang waktu. Bingung. Yang jelas waktu semakin cepat. Hemmm biasanya kalau siang hari orang-orang lagi apa di rumah? atau di luar rumah. Kalau aku, aku tetap berdiam diri di rumah, lebih tepatnya di warung. Aku lebih banyak mengabiskan waktu menjaga toko, sampai mengantuk malah hihi. Meskipun begitu, aku tetap tidak bisa tidur, karena kalau aku tidur, siapa yang jaga toko siang-siang bolong seperti ini. Beberapa jam lalu, hujan mengguyur bumi, tapi tidak lama, mungkin sekitar 30 menit. Setalahnya matahari bersinar terang, panasnya berhasil membuat siapapun yang berada di bawahnya merasa tidak nyaman. Jadi wajar kalau orang-orang memilih berdiam diri dirimah. Namun anehnya...

Rasanya Baru Kemarin

ini sudah tengah malam. Dan aku berjanji, setelah menulis ini aku akan segera tidur. sebenarnya, malam ini aku sangat berharap hujan akan turun. Tidak usah deras, hanya gerimis saja. Setidaknya, kamar tidak sehening sekarang. Tapi, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun. Huh, tidak terasa ya, rasanya baru kemarin aku masuk SMA. Berjalan di belakang seorang guru bertubuh mungil tapi sangat berwibawah. Duduk dan berkenalan dengan teman sebangku untuk pertama kalinya. Rasanya juga baru kemarin aku kenal sahabat-sahabat aku. Tapi mereka sudah jauh memilih jalan sendiri-sendiri. Rasanya baru kemarin aku pulang sekolah dengan kereta pada sore hari. Semuanya seperti baru terasa kemarin. Kayak, aku baru bangun tidur dan mereka baru aku jumpai beberapa hari yg lalu, seperti itu lebih tepatnya.

1 Hal yang Tidak Ku Suka Dari Malam

seperti biasa, aku si manusia aneh yg susah tidur malam padahal tidak tidur siang ini masih terjaga. Malam ini pukul 11:27. Hening. Malam yang terasa sangat beda dengan malam-malam sebelumnya. Bisanya jam segini itu, kadai kopi dekat rumahku masih di riuhkan dengan petikan gitar bersamaan nyanyiaan sekelompok bapak-bapak. Mungkin karena hari ini malam selasa,jadi mereka libur begadang dulu hehehe. Jujur, aku lebih nyaman dengan malam yang sedikit riuh. Rasanya itu seperti ada hal yg sudah bebasin kita dari rasa sepi. Mungkin terdengar aneh, tapi memang seperti itu sudut pandangku. Entahlah bagaimana dengan kamu. Terkadang, di suatu alasan lain aku sangat suka malam. Tapi, di satu sisi secara bersamaan, malam sangat membosankan. Rasanya aku selalu menghabiskan malam yang sangat panjang. Karena mungkin aku tipe manusia aneh yang bukan pecandu tidur. Satu hal yang menyenangkan dari malam adalah "aku tidak bekerja" hanya membaringkan tubuh dan memejamkan mata. Astaga! ada kecoa, ...

Selamat Tidur

Hallo, siapa pun kamu yang mungkin kebetulan sedang membaca blog ini. tulisan yang isinya tidak penting semua, heheh. malam ini pukul 11:23, sudah tengah malam sih. awalnya aku mau tidur lebih awal, tapi tetap aja tidak bisa. Mataku sudah mengantuk, tiapi tidak bisa tidur. jadi, kubiarkan saja entah seperti apa aku bisa tertidur sampai besok. Nanti pas bangun pasti juga sudah pagi. Nggak kerasa ya, sudah akhir tahun, usiaku juga sudah semakin bertambah. Aku sedih, sejauh ini aku belum melakukan sesuatu yang berharga. Aku tidak melakukan hal-hal yang bisa di bilang 'wow' atau sekedar kata 'selamat' dari org lain karena adanya suatu pencapaian yg kita raih. Rasanya tu kayak, hari-hari berlalu ya berlalu aja. Serasa aku menyia-nyiakan setiap detik yg berjalan. Aku bingung harus melakukan apa agar waktu tidik berjalan sia-sia. Selama pandemi ini, aku cuman bisa berdiam diri dirumah, sibuk dengan toko dan pekerjaan rumah yg harus di selesaikan. Setiap hari akan selalu sepe...

Rasa

Hey, apakabar?, kamu dan hatimu masih baik-baik saja kan?. Kuharap seperti itu, dan seterusnya akan selalu seperti itu. Kalau aku, aku tidak bisa pastikan kabarku hari ini seperti apa. Rasa cemas, takut, bahkan khawatir sedang membelenggu menjadi tumpukan perasaan yang menjadi satu. Rasanya pingin banget kabur jauh, pergi ketempat paling tinggi dan menangis disana. Tidak akan berteriak, bahkan bersuara sekalipun. Jika saja hal itu akan terjadi, aku akan diam, melihat dan akan terus melihat. Melihat apa?. Semesta. Ya, semesta yang sudah sampai pada titik seperti ini, titik dimana dia sedang tidak baik-baik saja. Ketidak baik-baikannya itu justru sudah membuat penghuninya juga merasakan hal yang tidak baik. Banyak orang-orang harus sakit karena Virus, penghuninya harus menerima semua keadaan meski tidak tahu kapan harus berakhir, dan sebagiannya lagi harus bertahan untuk memberikan penanganan yang intensif. Huh, rasanya benci mendesah, tapi maua giamana lagi, kalau keadaan sudah seperti ...