Langsung ke konten utama

Unek-unek

Hai semuanya.. selamat datang di tulisan paling aneh ini hehe, udah lama sekali saya tidak mampir ke blog, akun ini seperti sudah tidak terpakai oleh pemiliknya. Terakhir kali buka mungkin bulan mei lalu, bulan kelahiran saya. Niatnya mau nulis ucapan syukur di umur 20 tahun, tapi nggak tau kenapa saya nggak punya ide untuk nulis kalimat apa di sini, jadilah akhirnya draft tulisan itu teronggok sampai akhirnya di hapus juga. Hmmm sekarang udah pertengahan november aja ya, sebentar lagi dunia akan menyambut bulan paling meriah tahu ini, bulan natal, bulan yang selalu menjadi waktu paling spesial untuk merayakan banyak hal, termasuk merenung, mengingat lagi hal baik apa saja yang sudah kita lakukan di tahun ini. Kalau aku diri, aku tidak tahu hal baik apa yang sudah saya perbuat di kesempatan tahun ini. Begitu banyak harapan ini-itu yang masih belum bisa saya penuhi satu persatu. Eh semuanya. Belum ada. Hah... semakin dewasa rasanya kecewa semakin sering datang, capek setelah pulang dari toko, dan harus membagi jam tidur dengan setumpuk materi kuliah dan tugas yang harus di kerjakan. Covid juga membuat isi kepala saya jadi semakin padat, tidak ada kesempatan untuk melihat suasana luar yang saya yakinisangat manakjubkan, waktu-waktu hanya habis dengan pekerjaan rumah,kelas mata kuliah, pekerjaan di toko, hingga materi yang mau tidak mau harus saya baca dan pahami sampai kepala saya kadang terasa pusing. Dulu saat masih sekolah, aku tidak pernah membayangkang kehidupan orang dewasa, aku tidak pernah ingin tahu apa yang biasanya orang dewasa lakukam, pikirkan, dan kerjakan. Karena dunia sekolahku hanya emikirkan pr dan pergi sekolah seiap pagi, lalu pulang, main hp, nonton drama, lihat MV k-pop yang lagi update, hingga akhirnya aku sadar bahwa selama tiga tahun belakangan ini aku tidak lagi melakukannya. Seiring usia membawaku beranjak dewasa, perbandingan-perbandingan tentang banyak hal mulai merasuki isi kepalaku. Kok dia bisa gitu ya? Enak banget masih mudah udah bisa liburan ke luar negri? Pintar banget dia bisa masuk universitas sekeren ini? Masih 19 tahun tapi udah bisa beli mobil sendiri... suka iri melihat instastory rang-orang yang begitu berkelas dan mapan. Ada yang mengumbar-ngumbar pencapaiannnya, kemesraan bersama pasangan, makan di tempat elit, dan mengunjungi tempat-tempat manarik di indonesia. Aku suka membandingkan hal tentang "Aku aja udah umur segini nggak ada pencapain apa-apa, perkembangan apa-apa, apapun yang bisa membuat aku puas dengan hasilnya." Tidak ada. Masalahnya, aku begini bukan karena aku duduk manis di rumah, aku justru sudah mencoba banyak hal untuk menciptakan pencapaian itu sendiri. Namun gagal dan jatuh yang berulang kali membuat mentalku melemah. Aku berusaha untuk meyakinkan diriku bahwa semua ada waktunya, Tuhan sudah menyediakan tempat yang baik untuk masing-masing hambanya, cuman waktunya aja yang berbeda. Aku selalu meyakinkan diri untuk bilang ke diri sendiri tentang, "Cukup! Nggak perlu lihat orang lain, fokus memberbaiki diri sendiri." Tapi kadang itu saja tidak bisa memastikan aku untuk terus kuat dan bertahan. Aku akui aku ini sangat lemah, terutama dalam hal merasa cukup dengan diri sendiri, aku capek bersaing dengan dunia sebab dunia selalu punya orang-orang favoritnya, mereka salalu memprioritaskan orang-rang yang terpandang. Sampai akhirnya aku istrahat sebentar daru sosial media, aku menenangkan diri aku dengan mengubah pola hidup sehat, mengonsumsi makanan sehat, minum air putih, berolah raga, dan yang lebih penting dari itu semua adalah membaca beberapa buku. Diantaranya ada, "Hidup Apa Adanya. "Jika kita tidak pernah jadi apa-apa." "Teman berjuang." "Almomd. "Garis waktu" "Senja dan pagi" "11:11" "Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin." "Hujan." "Kata." "Scarlett." dan beberapa lagi yang tidak kutulis judulnya. Buku-buku itu menemaniku selama beraktivitas, mengistirahatkan pikiranku dari segala pernak-pernik dunia yang tidak ada ujungnya. Dan yah... pelan-pelan aku belajar menerima kehidupan flat ku apa adanya, aku belajar untuk terus bersyukur, bersyukur, bersyukur setiap pagi. Tersenyum saat aku sedang menghirup udara segar pagi, melakukan pekerjaanku dengan segenap hati, menahan diri untuk tidak bersungut-sungut. Dan yang terpenting dari yang paling penting adalah BERDOA. Tuhan tahu hati kita, dia lebih mengenal kita jauh dari kita mengenal diri kita sendiri, Dia akan memberikan sesuatu yang tidak pernah dunia berikan. Dia akan selalu menerimamu apa adanya. SEMANGAT TERUS YA! SALAM HANGAT DARI SI PENULIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya cemas, saya takut

Aku lagi kebingungan. Aku benar-benar tidak tahu perasaan apa yang sedang menganggu keberanianku akhir-akhir ini. Rasanya semakin hari, semakin tidak PD saja untuk tampil di depan umum, jangankan di depan umum, berbicara saat presentasi saja jantungku sudah berdegup kencang bukan main. Berulang kali ku hembuskan napas agar perasaan ini kembali normal seperti biasanya, tapi justru aku kesulitan dalam melakukan pengendalian itu. Ada banyak pendapat yang ingin kusampaikan saat debat kelas di mulai, tapi rasa cemas dan jantung yang berdetak semakin kencang membuat aku kesulitan berbicara. Semua ide-ide dan rentenan bahasa yang tadinya sudah terususun rapi, kini hilang tanpa sedikitpun tersisa di kepala. Sejujurnya, aku sungguh tersiksa dengan perasaan takut dan cemas ayng berlebihan ini, membuat aku tidak bisa aktif dalam bidalng apapun. Padahal aku sangat suka berhubungan dengan bidang yang berkaitan dengan komunikasi, berbicara di depan banyak orang. Tapi semenjak perasaan cemas dan taku...

:'(

Akhir-akhir ini mental saya lagi down. Sakit kepala luar biasa hampir di setiap malam. Perut kembung dan susah tidur membuat kehidupan saya semakin tidak nyaman. Capek? iya. capek membagi waktu juga iya, kayaknya hampir sering nangis juga. Pasti ada aja masalah yang bikin saya tiba-tiba mikir "kok malah jadi gini ya?" "ini seharusnya bagaimana?" seperti hari ini. Minggu pagi yang seharusnya diliputi rasa sukacita justru membasahi mataku subuh-subuh. Akh, mungkin kalau saya jelaskan, yang membaca blog ini akan bilang "Masalahnya nggak jelas banget." "Baru juga masalah kaya gitu." Iya. Saya juga tidak tahu apakah ini bisa disebut masalah atau tidak pernah masuk kedalam masalah hidup. Kan emang gitu ya? Manusia hobinya menilai sesuatu berdasarkan satu sudut pandang. Jadi wajar kalau emang ada beberapa yang tidak bisa menghargai masalah. "Itu salah lo sendiri." "Kalau lo nggak kaya gitu, nggak mungkin terjadi." Hah... sudahlah, tu...