Langsung ke konten utama

Tenang di umur 19

Akhir-akhir ini kepalaku sering sakit, rasanya berat sampai nggak bisa tidur apalagi tenang. Aku nggak harus bahagia setiap hari, tapi kalau aku tenang hampir setiap hari mungkin semua akan terasa lebih ringan dan baik-baik saja, kepala juga pasti nggak akan berat rasanya. Kata Tante karena banyak pikiran. Benar, batinku. Tapi di mulut aku membantah. Memangnya apa, sih biasanya anak 19 tahun pikirkan? Tamat kuliah aja belum, jalan juga masih panjang. Setauku anak seusiaku lagi berada di fase senang-senangnya. Nongkrong bareng teman dan pacaran. Kasmaran memang selalu jadi pemeran utama, tapi tidak akan lupa dengan yang namanya patah hati. Kalau aku? Sebenarnya aku mikirin apa? Apa karena nggak punya banyak teman? Jadi rasanya yaah lumayan sepi. Kesibukan juga di toko, hari-hari kuhabiskan di sana. Ketemuan sama teman-teman juga nggak pernah, apalagi nongkrong. Temanku nggak banyak, bisa dihitung pakai jari. Karena bagiku, mereka yang berhati besar menjadi temanku adalah mereka yang mau menerima kekurangan dalam hidupku, bukan hanya lebihnya saja. Aku bukan anak gadis yang berparas menawan dan kaya raya, aku sederhana, mungkin bisa di bilang sangat sederhana. Hidupku yang hampir menginjak 20 tahun ini paling banyak ku habiskan di rumah, kerja di toko sembako milik keluarga. Paling di rumah kalau nggak nonton K-darama-filem, aku baca buku. Atau nulis-nilis hal rendom. "Bawak happy aja." Begitu kata banyak orang. Tapi bagaimana caranya? Kalau hari demi hari hanya ku habiskan dengan rutinitas yang sama, membuat aku seperti terjebak entah di zona apa. Kalau mau lari sebentar dari kenyataan, aku lebih memilih untuk baca buku. Karena kadang rasanya kenyataan membuat aku merasa sepi. BTW kamu kalau ketawa gimana orangnya? Kalau aku orang yang suaranya paling keras kalau udah ketawa, kedengaran bahagia banget, kan? hehe. Tapi itu juga cara untuk lari dari kenyataan, cara paling ampuh kalau aku sedang rapuh. Ternyata mencoba jadi ceria sangat membantu mempertahankan kesehatan otakku, terlalu banyak berpikir itu sangat menyiksa kehidupan, selain capek di otak, di fisik juga terasa capek. Bahagia juga semakin jauh, jadi mencari hal-hal kecil untuk bahagis nggak sesulit itu kok. Kamu coba deh kala lagi banyak pikiran, gunakan dengan caramu sendiri. Jadi jangan lupa bahagia dan tersenyum, hargai apa yang sekrang kamu punya, jangan sampai hilang dulu baru bisa merasakan betapa berharganya hal itu. Menjadi tenang dalam hidup adalah hal yang paling aku suka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya cemas, saya takut

Aku lagi kebingungan. Aku benar-benar tidak tahu perasaan apa yang sedang menganggu keberanianku akhir-akhir ini. Rasanya semakin hari, semakin tidak PD saja untuk tampil di depan umum, jangankan di depan umum, berbicara saat presentasi saja jantungku sudah berdegup kencang bukan main. Berulang kali ku hembuskan napas agar perasaan ini kembali normal seperti biasanya, tapi justru aku kesulitan dalam melakukan pengendalian itu. Ada banyak pendapat yang ingin kusampaikan saat debat kelas di mulai, tapi rasa cemas dan jantung yang berdetak semakin kencang membuat aku kesulitan berbicara. Semua ide-ide dan rentenan bahasa yang tadinya sudah terususun rapi, kini hilang tanpa sedikitpun tersisa di kepala. Sejujurnya, aku sungguh tersiksa dengan perasaan takut dan cemas ayng berlebihan ini, membuat aku tidak bisa aktif dalam bidalng apapun. Padahal aku sangat suka berhubungan dengan bidang yang berkaitan dengan komunikasi, berbicara di depan banyak orang. Tapi semenjak perasaan cemas dan taku...

:'(

Akhir-akhir ini mental saya lagi down. Sakit kepala luar biasa hampir di setiap malam. Perut kembung dan susah tidur membuat kehidupan saya semakin tidak nyaman. Capek? iya. capek membagi waktu juga iya, kayaknya hampir sering nangis juga. Pasti ada aja masalah yang bikin saya tiba-tiba mikir "kok malah jadi gini ya?" "ini seharusnya bagaimana?" seperti hari ini. Minggu pagi yang seharusnya diliputi rasa sukacita justru membasahi mataku subuh-subuh. Akh, mungkin kalau saya jelaskan, yang membaca blog ini akan bilang "Masalahnya nggak jelas banget." "Baru juga masalah kaya gitu." Iya. Saya juga tidak tahu apakah ini bisa disebut masalah atau tidak pernah masuk kedalam masalah hidup. Kan emang gitu ya? Manusia hobinya menilai sesuatu berdasarkan satu sudut pandang. Jadi wajar kalau emang ada beberapa yang tidak bisa menghargai masalah. "Itu salah lo sendiri." "Kalau lo nggak kaya gitu, nggak mungkin terjadi." Hah... sudahlah, tu...

Unek-unek

Hai semuanya.. selamat datang di tulisan paling aneh ini hehe, udah lama sekali saya tidak mampir ke blog, akun ini seperti sudah tidak terpakai oleh pemiliknya. Terakhir kali buka mungkin bulan mei lalu, bulan kelahiran saya. Niatnya mau nulis ucapan syukur di umur 20 tahun, tapi nggak tau kenapa saya nggak punya ide untuk nulis kalimat apa di sini, jadilah akhirnya draft tulisan itu teronggok sampai akhirnya di hapus juga. Hmmm sekarang udah pertengahan november aja ya, sebentar lagi dunia akan menyambut bulan paling meriah tahu ini, bulan natal, bulan yang selalu menjadi waktu paling spesial untuk merayakan banyak hal, termasuk merenung, mengingat lagi hal baik apa saja yang sudah kita lakukan di tahun ini. Kalau aku diri, aku tidak tahu hal baik apa yang sudah saya perbuat di kesempatan tahun ini. Begitu banyak harapan ini-itu yang masih belum bisa saya penuhi satu persatu. Eh semuanya. Belum ada. Hah... semakin dewasa rasanya kecewa semakin sering datang, capek setelah pulang dar...